TEMINABUAN-Pemekaran Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel) tidak terlepas
dari perjuangan Tim 13 yang beranggotakan masyarakat. Mengingat saat
Pemkab Sorong mengusulkan pemekaran Kabupaten Sorsel pada tahun 1999
prosesnya terhenti, sehingga tahun 2001 Tim 13 Pemekaran Kabupaten
Sorsel yang beranggotakan masyarakat dan ditopang anak-anak Sorsel yang
menjadi pejabat memperjuangkan kedudukan ibukota Kabupaten Sorsel di
Teminabuan. Pasalnya Teminabuan mempunyai sejarah yang berkaitan dengan
Operasi Trikora pembebasan Irian Barat dari penjajahan Belanda.
Pasukan
TNI-AU diterjunkan pada 18 Mei 1962 di Kampung Wersar, Teminabuan guna
menancapkan bendera Merah Putih dan mengusir penjajah Belanda.
Perjuangan Tim 13 ini dengan difasilitasi TNI-AU membuahkan hasil,
pemerintah menetapkan kedudukan ibukota Kabupaten Sorsel di Teminabuan.
Kabupaten Sorsel ditetapkan pada 11 Desember 2002 berdasarkan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 dan diresmikan secara lokal pada
tanggal 06 Agustus 2003.
Untuk itulah bertepatan dengan Peringatan
HUT ke-13 K abupaten Sorsel, Bupati Samsudin Anggiluli, SE memberikan
penghargaan kepada anggota Tim 13 Pemekaran Kabupaten Sorsel. Bahkan
Bupati Samsudin Anggiluli berencana akan menuangkannya dalam Perda
Kabupaten Sorsel. Tim 13 Pemekaran Kabupaten Sorsel yakni Dominnggus
Aifufu mewakili masyarakat Imekko; Marthen Thesia, Jusuf Thesia (alm),
Marthina Sesa (alm), Welem Boltal, Melianus Meres, Yahya Snahan, Yulian
Kondologit, Arkilaus Thesia, Marthen Saflessa, Hendrik Momot/Youwe (alm)
dan Dance Yulian Flassy dari Suku Tehit; Maruanus D Maran dan H.Abdul
Gani Sirajuddin (alm) dari Suku Nusantara. Marthen Thesia terharu saat
menerima penghargaan dari Bupati Samsudin Anggiluli, karena ini yang
pertama kalinya sejak Kabupaten Sorsel dibentuk.